Rabu, 21 Juli 2010

Ketinggian dan Kesempurnaan Islam

Setiap amal perbuatan dan sabda kekasih kita; Rasulullah saw. telah dipelihara oleh para sahabat dan para muhadditsin dengan sebaik-baiknya yang tertulis di dalam kitab-kitab mereka. Oleh sebab itu, mari kita perhatikan sejauhmana kita telah mengikuti jejak Nabi kita.

Jika kita bandingkan kehidupan umat Islam sekarang ini dengan umat Islam pada zaman kekasih kita Rasulullah saw., kita terpaksa mengakui bahwa setiap sunnah secara terang-terangan tanpa rasa malu, telah dibuang dan disingkirkan oleh umat Islam pada zaman sekarang ini. Dan yang lebih menyedihkan adalah ketika setiap sunnah ditentang dan orang-orang yang berusaha mengembalikan perhatian terhadap sunnah telah dianggap kuno, jahil dan kolot. Inilah kezhaliman yang paling hebat dan menakutkan dalam kehidupan kita sekarang ini.

Dengan kondisi demikian, mengapa kaum muslimin masih mengeluhkan kesengsaraan dan kesulitan hidup mereka? Apakah mereka telah menangisi dan meratapi bencana yang menimpa umat Islam ini ketika sunnah telah dicampakkan dan dibuang?

Seorang penyair Persia bersyair,
"Tiada jalan keluar dari perbuatan kita sendiri
karena penyakit-penyakit kehidupan itu
adalah hasil amal perbuatan kita yang buruk."

Allah swt. telah menyatakan dengan jelas,

"Dan apa saja yang menimpamu, maka itu disebabkan perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar ( dari kesalahan-kesalahanmu ). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri ( dari adzab Allah ) di muka bumi. Dan kamu tidak mendapatkan seorang pelindung dan tidak juga seorang penolong selain Allah." (Asy-Syuura: 30-31).

Di surat yang lain Allah berfirman,

"Telah nampak kerusakan ( mengakibatkan bencana, gempa bumi, banjir dan sebagainya ) di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, sehingga Allah memberi mereka sebagian dari ( akibat ) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar )." (Ar-Rum: 41).

Ayat-ayat di atas adalah di antara sekian ayat yang memperingatkan kita atas inti segala masalah hidup kita ini. Dan masalah yang dimaksud, telah dibicarakan dan dijelaskan berkali-kali di dalam Al Qur’an.

Mengenai ayat yang pertama, Ali ra. berkata, "Rasulullah saw. memberitahuku, "Kujelaskan kepadamu maksud ayat ini. Wahai Ali, apa saja yang datang kepadamu, penyakit, bencana alam dan huru-hara dunia itu adalah akibat amal perbuatan yang dilakukan oleh tangan kita."

Hasan ra. berkata bahwa ketika ayat ini diturunkan, Rasulullah saw. bersabda, "Demi Allah yang nyawaku dalam kekuasaan-Nya, goresan kayu, denyutan nadi, tersandung kaki atau terkena lemparan batu dari suatu arah; apapun yang terjadi adalah disebabkan oleh beberapa dosa yang kita lakukan." Abu Musa ra. meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa mendapat luka atau yang lebih ringan darinya, itu disebabkan beberapa perbuatan maksiat darinya."

Suatu ketika Imran bin Husain ra. terkena sakit. Banyak orang yang datang menziarahinya dan merasa sedih atas penyakitnya. Ia berkata, "Apa yang disedihkan? Ini disebabkan beberapa dosaku." Dhahhak ra. berkata bahwa seseorang yang telah mempelajari Al Qur’an tetapi lupa, itu disebabkan dosa-dosanya. Beliau kemudian membaca ayat Asy-Syuura : 30-31 dan menambahkan; Tiada bencana yang lebih besar daripada lupa mengingat Al Qur’an. Asma binti Abu Bakar Shiddiq ra. pernah menderita sakit kepala. Dia meletakkan tangannya di atas kepalanya dan berkata, bahwa sakit kepala itu disebabkan dosa-dosanya.

Walaupun demikian, hal ini tidak menunjukkan bahwa penderitaan-penderitaan tersebut selalu disebabkan dosa-dosa. Kadangkala kesulitan dan penderitaan itu disebabkan oleh alasan-alasan lain, selain alasan yang dikemukakan di atas. Bahkan karena sebab tertentu ini, para Nabi Allah dan anak-anak yang tidak berdosa juga dapat terkena akibatnya. Ulasan mengenai hal ini akan dijelaskan dalam kesempatan yang lain.



0 komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP