Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda, "Amal perbuatan ( manusia ) akan dibawa di hadapan Allah setiap hari Senin dan Kamis, lalu ampunan akan diberikan kepada semua orang, kecuali orang yang mensyirikkan Allah dan dua orang yang saling membenci dan bermusuhan di antara keduanya. Dikatakan kepada mereka, "Tahanlah ampunan atas mereka, sehingga mereka berbaikan kembali." ( Bukhari -At-Targhib ).
Ada juga hadits yang menyebutkan, "Barangsiapa memanggil seseorang dengan sebutan 'kafir' atau 'musuh Allah' Sedangkan orang yang dipanggil itu tidak demikian, maka kata-kata itu akan kembali ke penyebutnya." ( Hadits Riwayat Bukhari – Kitab At-Targhib).
Hadits lain menyebutkan, "Mengutuk seorang muslim adalah perbuatan fasik." Hadits lainnya lagi, "Mengutuk dan berkata kotor terhadap orang muslim sama dengan menyiapkan kebinasaan bagi diri sendiri." ( At-Targhib ).
Selanjutnya dikatakan dalam hadits, "Siapa yang menuduh seseorang dengan sesuatu yang tidak ada pada orang itu, maka Allah akan merantainya di neraka lalu dikatakan kepadanya, "Buktikan kebenaran tuduhanmu itu." ( At-Targhib ).
Hadits lain menyebutkan, "Hamba Allah yang terbaik ialah orang yang apabila kamu memandang wajahnya, kamu akan teringat Allah. Dan hamba Allah yang terburuk adalah orang yang menyebarkan keburukan, memecah-belah persatuan dan orang yang mencari aib orang lain yang tidak ada pada orang itu." (At-Targhib).
Pada masa haji Wada', Rasulullah saw. mengumumkan, "Darahmu, kemuliaanmu dan hartamu telah diharamkan pada hari ini selamanya, sebagaimana keharaman kota ini, bulan ini dan hari ini." Sebuah hadits menyatakan, "Nyawa, harta dan kehormatan orang muslim diharamkan bagi muslim lainnya."
Berbagai hadits lainnya dengan redaksi yang berbeda telah diriwayatkan mengenai masalah ini, sebagiannya telah disebutkan sebelumnya. Namun ternyata kita menyepelekannya. Di antara contoh perbuatan kita yang sekadar berdasarkan prasangka belaka adalah kecaman dan ucapan sinis kita terhadap orang lain yang dihamburkan tanpa segan. Di sisi Allah, menjatuhkan harga diri serta kehormatan seorang muslim adalah dosa yang menyamai riba yang terburuk.
Renungkanlah! Bukan hanya satu hadits yang menyatakan demikian, bahkan sangat banyak. Misalnya sebuah hadits yang berbunyi, "Riba yang terburuk adalah menghina seorang muslim dengan kata-kata kasar." ( Sumber: Kitab Jami'ush Shaghir ). Maksudnya, adalah menjatuhkan kehormatan seseorang agar dapat menaikkan harga dirinya.
0 komentar:
Posting Komentar