Secara umum, keadaan kita adalah jika ada seseorang yang berbuat sesuai dengan pikiran kita, kita akan menganggapnya seorang yang ikhlas, bertakwa, takut kepada Allah dan orang yang shaleh. Sebaliknya, jika orang itu berbeda pandangan dengan kita, maka kita akan menuduhnya bodoh, pembelot, egois, pengkhianat, penjilat, dan sebagainya. Ringkasnya, semua aib akan ditujukan kepadanya. Sebenarnya, orang seperti ini sedang memperlihatkan aib-aib dirinya kepada semua orang. Dan semua aib yang tidak pernah dibayangkan olehnya akan terbongkar dari dirinya.
Demikianlah kebiasaan kita, sedangkan hal itu sangat bertentangan dengan sabda Rasulullah saw., "Barangsiapa menutup aib saudaranya yang muslim, Allah akan menyembunyikan aibnya pada hari Kiamat. Dan barangsiapa membuka aib orang lain, maka Allah akan membuka aibnya, walaupun dosa itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, pasti kehinaan akan mencegahnya."
Ibnu Umar ra. meriwayatkan, suatu ketika, Rasulullah saw. naik mimbar, dan bersabda dengan lantang, "Wahai manusia yang Islamnya hanya di lidah sedangkan iman belum menyentuh hatinya! Janganlah menyusahkan kaum muslimin dan jangan mencari-cari aib mereka. Barangsiapa mencari aib seorang muslim, Allah akan perlihatkan aibnya. Dan bila Allah ingin memperlihatkan aib seseorang, maka Dia akan menjadikannya hina walaupun di dalam rumahnya sendiri." ( Sumber: Kitab At-Targhib ).
Suatu ketika, Abdullah bin Umar ra. melihat ke Baitullah, lalu ia berkata, "Betapa berat dan agung! ( Jika kamu lakukan ), maka Allah akan menunjukkan rahim-Nya kepadanya, sedangkan musibah yang sama akan dikenakan juga ke atasmu." Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang paling kukasihi ialah orang yang berakhlak ramah dan riang. Lembut tangannya ( tidak menyingsing lengan atas perkara sepele ), cepat berkawan dan menyambung hubungan baik dengan orang lain. Dan orang yang paling kubenci adalah orang yang suka omong-kosong, mengumpat, memecah-belah, meruncingkan perbedaan di antara kawan, dan mencari kebaikan yang tidak ada pada orang lain." ( At-Targhib ).
Dalam hadits yang lain, Rasulullah saw. bersabda, "Apabila seseorang menghina dan menuduhmu dengan suatu aib yang tidak ada padamu, maka jangan kamu menjawab dan menghinanya kembali ( pada hakekatnya, aib itu ada pada dirinya ), niscaya kamu akan diganjar dengan pahala dan ia akan dibebani dengan dosa penghinaannya." ( At-Targhib ).
Rasulullah saw. bersabda, "Jangan putuskan silaturrahmi di antaramu. Jangan saling melihat keburukan di antara kalian. Jangan saling membenci di antara kalian. Jangan saling hasad di antara kalian. ( Di antara tanda ) persaudaraan di antara sesama muslim adalah tidak memutuskan pembicaraan selama tiga hari antara satu sama lainnya." ( At-Targhib ).
0 komentar:
Posting Komentar