Minggu, 11 Juli 2010

Jangan Pernah Menghina Orang Sholeh, Orang Beriman dan atau Wali Allah ( Bag 1 )



"Bukanlah seorang mukmin, orang yang menjatuhkan ( harga diri ) orang lain, mengutuknya atau berkata keji."

Sebuah hadits lagi berbunyi,

              "Mencaci seorang mukmin adalah perbuatan fasik dan memeranginya adalah kekufuran."

Terdapat sebuah hadits lagi,

 "Wahai manusia yang telah menerima Islam dengan lisannya, dan yang belum tertanam iman di dalam hatinya, janganlah kamu menyakiti orang muslim, dan tidak mempermalukan kaum muslimin dan tidak mencari kesalahannya, dan membuka aibnya. Karena sesungguhnya barangsiapa membuka aib saudaranya muslim, Allah akan membukakan aibnya. Dan jika Allah membuka aibnya, maka ia akan dihinakan oleh-Nya, walaupun ia di tempat bersendirian."

Maulana Zakariyya Al Kandhalawi rah.a. telah menawarkan sebuah konsep bagaimana kesatuan dan persatuan dapat terwujud. Salah satunya ialah memilih orang-orang yang benar-benar berilmu dan sangat memahami permasalahan dan keadaan umat serta memahami syariat agama. Hendaknya mereka adalah orang-orang yang memiliki sifat-sifat tahammul ( tabah ), sabar dan istiqomah. Merekalah yang hendaknya lebih dahulu mengadakan pembicaraan yang panjang lebar di antara pihak-pihak yang berbeda pendapat. Mereka mendengarkan dan menjelaskan hal-hal yang sebenarnya, lalu mencari suatu rumusan yang tepat sebagai jalan keluarnya. Dengan demikian, Insya Allah, suatu saat nanti, perselisihan dan perbedaan ini akan hilang.

Bagi mereka yang tidak layak berbuat demikian --seperti diri saya ( Maulana Zakariyya ) ini--, hendaknya merasa sedih karena ketidakmampuannya. Walau bagaimana pun, segala bentuk kecaman, cacian dan ejekan terhadap alim ulama, tidak dapat dibenarkan oleh seorang muslim awam sekalipun. Kita telah mengutip hadits shahih, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Mencaci seorang mukmin adalah perbuatan fasik."

Hadits di atas telah diriwayatkan oleh para sahabat terkemuka, seperti Abdullah bin Mas'ud, Abu Hurairah, Sa'ad, Abdullah bin Mughaffal, 'Amri bin Al-Nu'man, Jabir radhiyallahu anhum. ( Sumber: Kitab Jami'ush Shaghir ) .
Kata-kata kasar dan umpatan yang menyakitkan terhadap ahli-ahli Allah itu, tidak lain sebenarnya mereka sedang menghancurkan dan membinasakan diri mereka sendiri.

Nabi saw. bersabda, Allah berfirman,"Barangsiapa memusuhi wali-wali-Ku, maka sungguh telah Ku-umumkan perang terhadapnya. "
Mari kita renungkan diri kita sendiri. Siapakah yang akan berhasil di dunia ini jika memerangi Allah? Dan dapatkah Anda katakan; seperti apakah kerugian yang akan dialami olehnya kelak di akhirat?

Maksud hadits ini telah diulang-ulang dalam berbagai hadits dengan redaksi yang berbeda. Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa Nabi saw. sangat menekankan peringatannya agar jangan memusuhi orang-orang shaleh dan alim ulama ahli hak.
Keterangan di atas diambil dari hadits riwayat Abu Hurairah ra. di dalam kitab Shahih Bukhari. Di samping itu, tema yang sama telah diriwayatkan oleh Aisyah, Maimunah, Mu'adz, Anas, Abu Amamah, Wahab bin Munabih radhiyallahu anhum. Di antara sebagian riwayat tersebut, Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa menyakiti wali-Ku, Ku-umumkan perang terhadapnya." Menurut riwayat yang lain, lafazhnya berbunyi, "Barangsiapa menghina wali-Ku, berarti telah menyeret dirinya untuk berperang dengan-Ku." ( Sumber: Kitab Fathul Bary ).


0 komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP