Minggu, 11 Juli 2010

Jangan Pernah Menghina Orang Sholeh, Orang Beriman dan atau Wali Allah ( Bag 2 )

Suatu ketika, Umar ra. masuk ke Masjid Nabawi, lalu terlihat olehnya Mu'adz bin Jabal ra. sedang duduk di dekat kubur Rasulullah saw. sambil menangis terisak-isak. Umar ra. berkata, "Wahai Mu'adz, mengapa engkau menangis?" Dijawab, "Sesungguhnya suatu ketika, aku mendengar penghuni kubur ini bersabda, yang menyebabkan saya menangis ( karena takut terjadi sesuatu menimpanya ). Aku mendengar beliau bersabda,

"Beramal walaupun dengan sedikit riya, adalah syirik. Dan barangsiapa memusuhi wali-Ku, termasuk berperang menentang-Ku." ( Sumber: Kitab Mustadrak Hakim ).

Sebuah hadits lain menyatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, Jibril as. memberitahu bahwa Allah berfirman, "Barangsiapa menghina siapapun dari wali-Ku, berarti ia siap berperang menentang-Ku. Aku sangat murka terhadap kecaman mereka, sehingga dengan pembelaan mereka sekali pun, Aku laksana seekor singa yang garang." (Durrul Mantsur).
Betapa bahaya menyerang dan mengecam para waliyullah. Adakah perlindungan yang terbaik bagi mereka yang berperang melawan Allah? Jika balasan di dunia ini hanya dengan kehilangan tangan atau kaki, atau kehilangan mata atau telinga, itu tidaklah seberapa. Karena bagi orang yang sedang berperang hal itu ringan. Itu hanya kerugian duniawi, dan masih ada harapan untuk bertaubat dan meminta ampun. Tetapi jika dari perbuatan kita itu ( semoga dijauhkan Allah ) menyebabkan kerugian dan kehilangan iman serta agama, maka adakah yang dapat kita perbuat lagi?

Alim ulama berkata, dari seluruh dosa yang dilakukan oleh seseorang, tidak ada yang menyamai pernyataan memerangi Allah. Selain dosa mengutuk dan menghina para waliyullah dan memakan riba, kedua perbuatan dosa ini menyebabkan Allah mengumumkan perang terhadapnya. Ini menunjukkan betapa berat dan serius kedua dosa tersebut. Dikhawatirkan, orang-orang yang berbuat dosa ini akan mengalami su'ul khatimah ( akhir hidup yang buruk ) yang terkeluar dari iman. ( Sumber: Kitab Mirqatul Mafatih, Syarah Misykatul Masaabih).

Pengarang Mazhahir Haq menulis bahwa pernyataan perang dari Allah terhadap seseorang menandakan bahwa orang itu sedang menuju akhir hidup yang buruk. Bagi seorang muslim, jika akhir hidupnya berada dalam kebaikan ( khusnul khatimah ), merupakan suatu nikmat kemuliaan yang sangat dinanti dan disenangi oleh setiap orang. Oleh sebab itu, pikirkan dan renungkanlah bahaya yang akan dihadapi jika hidup ini berakhir dalam keburukan.

Di dalam kitabnya, Jami'ul Usul, Syekh Ahmad rah.a. menulis bahwa perbuatan menghina dan melontarkan kata-kata yang meremehkan wali Allah yang berpegang kepada sunnah dan memberantas bid'ah terutama alim ulama yang berilmu Islam dan bermanfaat dan senantiasa menegakkan amal shaleh dan pembawa ilmu Ilahi, sesungguhnya merupakan dosa besar dan berbahaya, yang dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam kerugian yang besar. Dalam masalah ini telah diberikan peringatan yang sangat keras. Karena hal ini adalah perbuatan yang sangat berbahaya, dan merupakan pertanda bahwa hati orang itu telah berpaling dari Allah dan di dalam hatinya terdapat penyakit. Orang seperti demikian sangat dikhawatirkan akan mendapatkan Su'ul Khatimah.'

Setelah menulis demikian, Syekh Ahmad rah.a. telah membuat suatu pembahasan yang panjang lebar mengenai perbuatan-perbuatan dosa terhadap waliyullah. Namun kami tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk mengutip seluruh pembahasan tersebut di sini. Dalam segala hal, saya ( Maulana Zakariyya ) mengingatkan kepada siapa saja, hendaknya jangan ada sedikit pun di dalam hati rasa benci dan rasa ingin menyakiti para kekasih Allah.





0 komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP