Syekh Abdul Aziz Dehlawi rah.a. -putra Syekh Walilullah Dehlawi ( Baqiatus Salaf Hujjatul Khalaf)-- di dalam tafsirnya menulis mengenai ayat,
"Demikian itu ( terjadi ) karena mereka selalu (terus menerus) berbuat durhaka dan melampaui batas." ( Al-Baqarah : 61 ).
Ia berkata, "Orang-orang Yahudi menjadi kafir, bahkan berani membunuh Nabi-nabi mereka, karena selalu berketerusan dalam perbuatan maksiat. Setelah melakukan kemaksiatan terus menerus kepada para Nabi, orang-orang Yahudi itu menjadi berani menantang Nabi-nabi. Perbuatan maksiat ini tumbuh sedikit demi sedikit, sehingga lambat laun kebiasaan tersebut semakin melampaui batas. Akhirnya, mereka memandang perbuatan dosa ini sebagai perbuatan baik. Apabila sampai ke tahap ini, maka orang-orang yang ingin berdakwah mencegah mereka dianggap sebagai musuh. Ketika Anbiya as. terus-menerus menyeru mereka agar meninggalkan kejahatan tersebut dan merubah cara hidup yang seperti itu, maka mereka menganggap para Nabi itu adalah musuh bebuyutan, sehingga mereka membunuh para Nabi itu. Demikianlah akibat perbuatan dosa, sehingga dapat mengubah pandangan, sifat dan keyakinan seseorang. Bahkan ayat-ayat Al Quran yang telah nyata kebenarannya pun diingkari oleh mereka. Akibat dari dosa ini, akhirnya pandangan mereka terus mengalami perubahan negatif.
Oleh sebab inilah para ulama Rabbani sangat menekankan agar menjauhi dosa, sebab jika dosa itu dilakukan terus menerus, akan menjadi parah secara bertahap, sehingga orang yang selalu berbuat dosa akan menganggap perbuatannya itu terpuji, nikmat dan menyenangkan. Demikian parah, sehingga siapapun yang berusaha menghentikan perbuatanya itu akan dihina, dicaci dan dibenci. Bahkan pada suatu saat nanti, ia akan sampai pada batas-batas kekufuran.
Dengan alasan inilah terdapat suatu untaian kata-kata hikmah dari para ahli sufi,
"Barangsiapa menyepelekan adab ( dalam syariat ), maka sebagai adzabnya ia akan terhalang dari hidayah mengamalkan sunnah. Dan barangsiapa menyepelekan sunnah, maka ia akan terhalang dari hidayah mengamalkan fardhu. Dan barangsiapa menyepelekan fardhu, maka ia akan terhalang dari ma'rifatullah ( mengenal Allah )."
Adalah suatu masalah yang sangat berbahaya jika menganggap adab-adab dalam syariat itu hina dan sepele, bahkan menyia-nyiakannya akan lebih berbahaya. Barangsiapa meninggalkan adab, maka akan membuatnya terhalang dari mendapat kebahagiaan. Oleh sebab itu, sikap hormat dan memuliakan para ulama kekasih Allah adalah suatu adab yang sangat penting dalam Islam. Apabila adab-adab dihinakan dan disepelekan, sehingga berakibat penghinaan terhadap hal-hal yang fardhu, malah bisa menyampaikan Anda ke tahap kufur. Anda dapat bayangkan, betapa bahaya perbuatan tersebut.
Banyak orang yang menganggap sepele adab-adab dan perbuatan dosa. Mereka tidak memahami bahwa setiap bagian dalam agama itu saling berhubungan dan saling menunjang di antara satu dengan yang lainnya. Setiap bagian menguatkan bagian yang lainnya. Oleh sebab itu, Rasulullah saw. bersabda, "Apabila suatu kaum mengamalkan suatu perbuatan bid'ah, maka Allah akan mengangkat satu sunnah di antara mereka yang tidak akan dikembalikan lagi kepada mereka hingga hari Kiamat."( Sumber: Kitab Misykat ).
0 komentar:
Posting Komentar