Kamis, 29 Juli 2010

Penghinaan Terhadap Ulama ( Bagian 2 )

Alim ulama adalah pewaris para Nabi. Jika semua itu juga terjadi pada diri Rasulullah saw., lalu mengapa para pewarisnya mengeluh ketika sebagian ejekan dan celaan itu menimpa mereka?

Yang perlu diperhatikan adalah, semua ujian tersebut hendaknya dihadapi dengan ketabahan dan kesabaran semata-mata untuk mendapat ridha Allah swt.. Inilah maksudnya, jangan sampai tidak merasa gembira dengan ujian ini, karena hal itu adalah kerugian besar.

Pada hakekatnya, saya ( Maulana Zakariyya rah.a. ) sering berpikir bahwa bagi orang-orang yang rendah seperti saya ini, adalah suatu karunia Allah yang besar, jika orang-orang kaya dan berkedudukan, mengasingkan diri dari kami dan menolak berinteraksi dengan kami.

Mirza Mazhar Janee Janan rah.a. menulis dalam sebuah suratnya, "Alhamdulillah. Pada zaman ini, orang-orang ahli dunia ( orang kaya yang sombong, pejabat yang takabur, selebriti yang pongah ) di kawasan ini tidak bercampur-baur dengan para ahli sufi/ orang-orang sholeh yang miskin. Jika tidak, orang-orang miskin itu akan menghadapi kesulitan yang besar."

Khawajah Hasyim rah.a. menulis dalam kitab 'Maqomat Mujaddid Alfi Thani; Syekh Ahmad Sirhindi rah.a.', "Suatu ketika, aku mengunjungi Khawajah Husamuddin rah.a. -salah seorang Khalifah Khwaja Baqi Billah rah.a.--. Di antara para hadirin itu, ada seseorang yang telah mengadukan sikap orang-orang kaya yang tidak mau berhubungan dengan para ahli sufi, sebagaimana yang terjadi sebelumnya. Mendengar keluhan ini, Khawajah menjawab, "Saudaraku! Inilah hikmah Ilahi! Pada masa-masa lalu, para ahli sufi mengasingkan diri lebih jauh lagi dari orang lain, dan lebih banyak orang kaya yang mendatangi mereka. Ketika itu, para wali Allah demikian bebas. Namun sekarang ini kita tidak seperti itu. Jika orang-orang kaya berhubungan rapat dengan kita dan akrab dengan kita, kita tidak akan dapat mempertahankan dan memelihara kesufian kita. Oleh sebab itu, kita patut bersyukur bahwa dengan Rahmat Allah, Dia melindungi kita dengan kejadian ini." ( Kalimat Thayibah ).

Sesungguhnya mereka yang terus menerus mencari keburukan, senang mencemoohkan dan menyakiti alim ulama ahli haq, sebenarnya mereka sedang mengundang bahaya yang besar atas diri mereka sendiri. Hal ini tidak perlu diragukan lagi. Mereka dapat menimpakan bahaya ke atas ulama dalam hal kehilangan harta duniawinya saja, tetapi dalam hal kehormatan, kemuliaan dan harga diri akherat, mereka tetap terjaga. Dan sebagaimana kita ketahui, kemuliaan, kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Mereka yang menghina ulama berarti membuat bahaya besar atas diri mereka. Nabi saw. bersabda, "Bukan termasuk umatku, mereka yang tidak menghormati orang-orang tua kami, tidak mengasihi yang muda dari kami, dan tidak memuliakan alim ulama kami." ( Kitab At-Targhib ).

Setelah mendengar sabda Nabi saw. ini -mereka yang mengaku umat Muhammad saw., namun sering mengecam dan mencemoohkan para ulama--, teruskanlah perilaku mereka itu, namun pemimpin umat ( Rasulullah saw ) ini tidak bersedia menerima mereka sebagai umatnya. Nabi saw. bersabda, "Tiga jenis orang yang hanya dipandang rendah dan hina oleh orang-orang munafik, yaitu: Muslim yang lanjut usia, orang alim, raja yang adil." ( At-Targhib ).
Rasulullah saw. bersabda,

"Jadilah seorang ulama atau pelajar atau pendengar atau pencinta ulama. Dan janganlah menjadi orang kelima, maka binasalah kamu." ( Maqasidul Hasanah - Jami'ush Shaghir ). Abdul Barr rah.a. berkata, "Yang kelima ialah orang yang memperlihatkan permusuhan terhadap ulama."
Rasulullah saw. bersabda, "Jadilah kamu seorang ulama atau pelajar agama. Dan jika tidak, cintailah ulama dan jangan membenci dan berniat jahat terhadap mereka." ( Kitab Majmauz Zawaid ).

Menurut sebuah hadits lain,

"Mereka para pengemban Al Qur’an ( hafizhul quran ), akan menjadi pemimpin bagi para penghuni surga pada hari Kiamat."

Hadits lain menyatakan,

"Mereka yang membawa Al Qur’an pada diri mereka adalah wali-wali Allah.Barangsiapa memusuhi mereka, berarti memusuhi Allah. Dan barangsiapa berkawan dengan mereka, berarti berkawan dengan Allah."
Rasulullah saw. bersabda, "Yang paling kutakuti dari umatku ada tiga perkara...", di antaranya ialah melihat ulama, tetapi memalingkan muka darinya dan tidak memberi perhatian kepadanya." ( At-Targhib ).

Dalam kitabnya, Syarah Muhadzdzab, Imam Nawawi rah.a. menulis yang dikutip dari Shahih Bukhari, sebuah hadits di mana Allah swt berfirman, "Barangsiapa menyakiti wali-Ku, Kunyatakan perang atasnya." Khatib Baghdadi rah.a. menuliskan dari Imam Syafi'i rah.a. dan Imam Abu Hanafi rah.a. berkata, "Seandainya para fuqaha ( alim ulama ) bukan wali Allah, maka tidak akan ada orang lain yang menjadi demikian."

Hibrul Ummah ( Tinta Ummat-julukan untuk shahabat Ibnu Abbas r.a. ), Abdulah bin Abbas ra. berkata, "Siapa yang menya¬kiti ulama, berarti menyakiti Rasulullah saw.. Barangsiapa menyakiti Rasulullah saw., berarti menyakiti Allah." Hafizh Abu Qasim bin Asakir rah.a. menulis,

"Wahai saudaraku, dengarlah baik-baik! Semoga Allah memberimu taufik
untuk medapatkan ridha-Nya dan menjadikan kita takut kepada-Nya dan
memelihara kita dari kejahatan. Ketahuilah bahwa daging para ulama adalah
beracun, maka sudah menjadi kebiasaan Allah membuka aib orang yang suka
menyakiti ulama. Diketahuilah bahwa Allah akan membuka aib siapa yang
menyerang kehormatan ulama). Mereka yang menggunakan lidah mereka
menyerang ulama, maka Allah mematikan hatinya sebelum kematian mereka."
( Kitab Syarah Muhadzdzab ).

Maulana Abdul Hayy rah.a. menulis dalam 'Fatwa-nya, "Jika maksud mereka mencerca dan menghina ulama semata-mata ingin menghina mereka karena ilmu mereka, maka alim ulama dan fuqaha menjatuhkan hukum kufur atasnya. Sedangkan jika ia lakukan karena ada maksud lain, maka tanpa ragu lagi ia dijatuhi sebagai orang fasiq, pendosa, dan wajar baginya menerima adzab Allah di dunia dan di akherat." Setelah menulis ini, Maulana Abdul Hayy rah.a. menulis beberapa ayat Al Qur’an dan hadits serta tulisan para ulama lainnya yang mendukung pernyataan tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP