Kamis, 29 Juli 2010

Penghinaan Terhadap Ulama ( Bagian 3 )

Syekh Abdul Wabab Sya'arani rah.a. --seorang ahli sufi terkemuka-, telah menulis sebuah kitab yang berisikan perjanjian-perjanjian yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. dari umat ini. Di dalam kitab tersebut ia menulis,

"Telah diadakan suatu perjanjian atas kami oleh Rasulullah saw. yang di dalamnya beliau mewajibkan umat ini agar memuliakan ulama. Kami tidak dapat memberi ganti rugi ataupun membayar mereka atas apa yang telah mereka karuniakan kepada kami, walaupun kami memberi mereka seluruh harta milik kami dan berkhidmat sepanjang umur kami terhadap mereka. Banyak di antara para pelajar dan murid dalam thariqat sufi yang gagal memenuhi syarat perjanjian ini, sehingga tidak seorang pun yang dapat menunaikan kewajibannya dalam menyempurnakan hak ustadznya. Sesungguhnya ini adalah suatu penyakit yang sangat besar dalam agama, sebagai tanda penghinaan kita terhadap ilmu dan tanda ketidakpedulian kita terhadap perintah Rasulullah saw. yang telah memerintahkan hal ini."
Dalam kitab yang sama beliau menulis,

"Telah diadakan suatu perjanjian atas kami oleh Rasulullah saw. bahwa kami hendaklah memuliakan ulama, para shalihin dan orang-orang tua. Baik mereka mengamalkan ilmu mereka ataupun tidak. Dan menjadi kewajiban kami untuk selalu menunaikan hak-hak mereka dan menyerahkan urusan mereka kepada Allah. Barangsiapa gagal menyempurnakan hak-hak mereka dari segi penghormatan dan kemuliaan atas mereka, sesungguhnya mereka berdosa kepada Allah dan Rasul-Nya, karena para ulama adalah wakil Rasulullah saw., pembawa syariat dan pelayannya. Barangsiapa menghina mereka, berarti menjadi mata rantai yang akan sampai kepada Rasulullah saw., sehingga menjadi suatu kekufuran. Sekarang pikirkanlah: "Jika seorang Raja telah mengutus seorang duta, Raja tentu akan memberikan perhatian terhadap laporan dutanya. Dan Raja akan menghalangi orang yang berani menghina dutanya. Sebaliknya, Raja akan memuliakan dan menghormati orang yang memuliakan dutanya dan menunaikan hak-hak dutanya."

Dalam ungkapan di atas, juga disebutkan, "...baik ia mengamalkan ilmunya ataupun tidak." Hal ini telah dibicarakan secara terperinci di bagian awal surat ini, ketika kita membicarakan kenyataan yang dibuat oleh Mu'adz ra., sehingga kita tidak perlu mengulangi pembahasannya lagi di sini.

Ali ra. berkata, "Apabila umatku mulai membenci ulama dan mulai mendirikan bangunan-bangunan tinggi melebihi yang lainnya dan menjalin pernikahan untuk mendapatkan harta ( bukan karena agama dan takwa ), maka Allah akan menyelubungi mereka dengan empat adzab; 1) Kelaparan, 2) Kezhaliman penguasa, 3) Pegawai-pegawai pemerintah yang khianat,4) Serangan terus menerus dari musuh-musuh." ( Hadits Riwayat Hakim ).

Tanyailah diri Anda, "Apakah salah satu adzab itu tidak mengenai kita sekarang ini?! Jika umat ini telah rela memilih jalan yang mengundang adzab-adzab ini, lalu mengapa ada pengaduan atasnya?

Rasululah saw. bersabda bahwa terdapat rumah Bani Israil yang di dalamnya ada seekor anjing betina yang hampir beranak. Seorang tamu datang mengunjungi rumah tersebut. Anjing betina itu membuat putusan bahwa pada malam ini, ia tidak akan menyalak ke tamu tersebut. Namun dari dalam perut ( rahim ) anjing tadi, bayi anjing tadi mulai menyalak. Kemudian Allah mewahyukan, "Ini adalah permisalan bagi umat yang akan datang setelahmu. Orang-orang jahil dari umat tersebut akan menguasai dan menundukkan para ulamanya." ( Kitab Majma-ul-Zawaid ).


0 komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP