Kamis, 29 Juli 2010

Pengkafiran Orang Lain

Hanya jika mereka menggunakan akal pikiran mereka, mereka akan mengakui bahwa ulama ahli haq tidak akan mengkafirkan orang lain dengan fatwa mereka. Apa yang mereka lakukan sekadar menunjukkan ciri-ciri orang kafir itu ( sebagai suatu peringatan dan batasan ), sebab orang yang menolak asas-asas Islam, melalui amalannya sendiri secara suka rela dan sadar, atau 'jahil', maka jatuh kafir padanya.

Keadaan tetap demikian, baik orang akan memanggilnya kafir atau tidak, jika ia bukan seorang kafir, ia tidak akan jatuh kafir. Dan jika ternyata ia telah menjadi kafir ( melalui perbuatan, kenyataan atau kepercayaannya ), maka walaupun tidak ada yang melarangnya kafir, ia tetap telah kehilangan ke-Islamannya.

Jika direnungkan, maka dapat kita pahami bahwa orang yang menunjukkan ciri-ciri kekufuran seseorang itu, sebenarnya telah berbuat suatu kebaikan kepada orang itu, agar ia menyadari bahwa perbuatannya yang demikian dan demikian itu akan menyeretnya keluar dari Islam dan memjerumuskannya ke dalam kekufuran. Dengan demikian, jika ia benar-benar mempedulikan agamanya, tentu ia akan berwaspada dan berhati-hati dalam segala perilakunya.

Jika kita tidak benar-benar meyakini fatwa ulama tersebut, kita dapat tanyakan kepada orang lain yang lebih ahli untuk mengesahkan kata-kata orang itu betul atau salah. Mungkin fatwanya salah. Saya ( Maulana Zakariyya ) juga tidak menafikan bahwa mungkin ada kesalahan pada diri ulama, tetapi yang pasti, tidak selalu fatwanya itu salah.

Dalam hal ini, ada sebagian orang yang keras berpendapat bahwa mungkin saja seseorang itu terpengaruh oleh pendidikan Barat atau karena kejahilan agamanya, sehingga ia berkata atau berbuat sesuatu yang bertentangan dengan iman, dan atas dasar ini, ia tidak patut di-hukumi kafir. Menurut saya, pandangan seperti ini tentu salah. Ini bukan tindakan yang akan memberi manfaat dan kebaikan kepada umat, malah akan menjurus dan menggalakkan orang lain agar terjerumus dalam perbuatan kufur. Dan mereka sepatutnya merubah cara pandang mereka.

Sekarang, banyak orang yang mengecam alim ulama atas kenyataan ini, bahwa pada hari ini cap pengkufuran begitu murah dan setiap orang dapat terjebak di dalamnya. Sesungguhnya mereka sedang berusaha mengalihkan perhatian masyarakat dari fatwa yang sebenarnya kepada usaha menjelek-jelekkan ulama. Padahal, jika orang-orang tidak menindak tegas sikap yang menjurus ke arah kekufuran ini, maka jelas itu menunjukkan ketidakbecusan niat kita terhadap agama dan ketidakyakinan kita terhadap nasehat Nabi saw. serta alim ulama.

Dewasa ini, sangat mudah mengeluarkan kata-kata kufur disebabkan kejahilan yang ada, bahkan orang-orang sudah tidak mengenali lagi apa kandungan dalam kata 'kufur' itu, sehingga mereka senantiasa terjebak di dalamnya. Rasulullah saw. bersabda bahwa kata 'kufur' akan mudah diucapkan dan akan tersebar luas. Beliau bersabda, "Bersegeralah beramal shaleh, sebelum kedatangan fitnah seperti bagian malam yang gelap gulita ( sulit membedakan mana yang haq/ benar dan yang batil/ salah/ sesat ). Pada masa itu, seseorang akan berpagi hari sebagai mukmin dan pada petang harinya ia menjadi kafir. Ia berpetang hari sebagai muslim dan pada pagi harinya ia menjadi kafir. Dan ia akan menjual agamanya semata-mata untuk keuntungan dunia." ( Muslim – Misykat ).Di dalam hadits yang lain dinyatakan, "Fitnah akan datang pada suatu masa, dimana setiap seruan akan menyeret ke arah jahannam." ( Misykat ).

Sebuah hadits lain menyatakan, "Hampir tiba masanya, fitnah akan muncul, sehingga seseorang akan berpagi hari sebagai mukmin, tetapi pada petang harinya ia menjadi kafir, kecuali orang yang diselamatkan oleh Allah disebabkan ilmunya." ( Hadits Riwayat Darami ).
Maksud 'disebabkan ilmunya' dalam hadits di atas bermakna ia memahami batasan kufur dan iman. Ia mengetahui apakah syarat-syarat yang menjadikan seseorang itu muslim dan apa yang menyebabkannya menjadi kufur. Dalam hadits lain Rasulullah saw. bersabda, "Menjelang hari Kiamat, akan muncul fitnah yang paling dahsyat, seperti bagian malam yang paling gelap gulita. Seseorang yang bangun pada pagi hari dalam keadaan muslim, ia akan menjadi kafir pada sore harinya. Pada masa itu, orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri. Orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan. Pada masa itu, jadilah kamu seperti keset kaki rumahmu." ( Hadits Riwayat Abu Dawud- Kitab Misykat ).


Rasulullah saw. bersabda, "Akan datang suatu masa fitnah yang paling gelap, dimana tidak seorang pun dari umat ini yang dapat lolos darinya. Jika terlihat seolah-olah fitnah itu akan berhenti, maksiat yang lain akan muncul. Pada petang hari, ia sebagai muslim, tetapi pada malamnya ia menjadi kafir ( redaksi lain menyebutkan, berpetang hari sebagai muslim dan pada pagi harinya menjadi kafir ), sehingga dua kumpulan akan bangkit. Satu kumpulan ialah golongan muslim sejati ( yang ikhlas ) tiada sedikit pun terlihat tanda-tanda kemunafikan pada diri mereka. Kumpulan lainnya adalah golongan munafik, yang tidak terlihat sama sekali tanda-tanda keimanan pada diri mereka. Dajjal akan muncul pada masa itu."( Hadits Riwayat Abu Dawud – Kitab Misykat ).
Selanjutnya Nabi saw. bersabda, "Sekarang kusaksikan rombongan demi rombongan manusia memeluk Islam. Tidak lama lagi akan datang rombongan demi rombongan manusia meninggalkan Islam." ( Hadits Riwayat Hakim – Kitab Durrul Mantsur, Majmaul Zawaid ).

Kita akan melihat 'kekufuran' yang bentuk dan kemunculannya demikian merata yang bukan diciptakan oleh para ustadz dan ulama ( sebagaimana tuduhan terhadap ulama ) yang jelas telah digambarkan oleh pembawa syariat; Rasulullah saw. tanpa kenyataan yang meragukan.

Demikianlah masalahnya. Setelah Anda renungkan, apakah ini tidak berkaitan dengan agama kita? Apakah kita tidak perlu mewaspadainya? Tidak pedulikah kita atas ucapan-ucapan yang menyatakan '... kelompok ini menyebut kafir kepada kelompok itu. Dan kelompok itu mengkafirkan kelompok ini ....", dan merasa bahwa itu semua bukan urusan kita?

Sebenarnya, jika seseorang itu benar-benar meresapi kenyataan ini, ia akan merasa tanggung jawab agama pada dirinya terus bertambah. Tanggung jawab kita tidak hilang begitu saja dengan kenyataan ini. Namun sangat sedikit orang yang mempelajari dasar-dasar seseorang itu dapat dituduh kafir, sehingga berdasarkan alasan tersebut dari sisi nur ilmu agama, memang benar orang itu telah jatuh kafir. Dan seandainya benar, maka ia bertanggungjawab rnenyelamatkan dirinya dan orang lain dari bencana ini. Tiada seorang pun yang terlepas dari tanggung jawab ini, apalagi dengan ejekan kalimat '...kufur telah menjadi sangat murah...'. Hal demikian tidak akan memberikan kebenaran apapun kepada kita.

0 komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP