Bagaimana mengenai orang-orang yang tidak aktif, namun ia terlibat langsung dalam hal-hal agama secara khusus. Sesungguhnya mereka perlu melibatkan diri, tetapi harus dengan maksud yang ikhlas dan jelas, karena mereka akan berhadapan dengan Allah swt. pada hari Kiamat kelak. Inilah amalan mereka yang akan ditulis sebagai amalan baik.
"Berjuang untuk kebajikan kaum muslimin adalah jihad."
Jihad adalah suatu cabang agama yang terpenting. Atas alasan ini, apapun yang dapat meninggikan kalimat Allah pasti akan sangat bermanfaat. Rasulullah saw. bersabda, "( Walaupun ) sehari menjaga perbatasan ( wilayah ) Islam, lebih baik daripada dunia dan seisinya. Dan sepagi atau sepetang keluar di jalan Allah, adalah lebih baik daripada dunia seisinya." Hadits lain menyebutkan, "( Walaupun ) hanya sehari semalam menjaga perbatasan ( ribath ) wilayah Islam adalah lebih baik daripada berpuasa nafil/ sunnah sebulan atau, lebih berpahala daripada berdiri shalat sunnah malam sepanjang bulan. Dan jika maut tiba ketika bertugas, maka baginya sedekah jariyah ( pahala yang berketerusan walaupun setelah mati )." Hadits lain menyatakan bahwa seseorang yang mati dalam keadaan menjaga agama, maka akan diberi ganjaran baik hingga hari Kiamat. Dan ia akan terus menerus menerima rezekinya serta terpelihara dari adzab kubur. Dan ia akan merasa tenteram pada hari Kiamat ( hari yang penuh huru-hara dan ketakutan ).
Pada suatu ketika, Abu Hurairah ra. berdiri menjaga di suatu tempat. Seseorang bertanya kepadanya, "Mengapa engkau berdiri di sini?" Ia menjawab, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Berdiri sesaat di jalan Allah adalah lebih utama dan lebih besar pahalanya daripada beribadah seluruh malam Lailatul Qadar di depan Hajar Aswad."
Hadits lain menyatakan bahwa shalat orang yang sedang fi sabilillah adalah lima ratus kali lebih baik daripada shalat orang lain. Dan pembelanjaan satu dirham fi sabilillah lebih baik daripada tujuh ratus kali perbelanjaan yang dilakukan orang lain. Rasulullah saw. bersabda, "Ada dua orang yang terbaik, yaitu: Pertama, Pemilik hewan ternak dan ia menunaikan hak-haknya dan ia tetap sibuk beribadah kepada Rabb-Nya. Kedua, Penunggang kuda, dan pada saat ia menaikinya, ia menghalau musuh-musuh Allah."
Mengenai orang yang pertama, tidak hanya ditujukan kepada pemilik binatang ternak. Hadits ini bermaksud bahwa seseorang yang hidup sederhana, namun ia kuat beribadah. Demikian juga orang yang kedua, ia tidak mutlak ditujukan hanya kepada pemilik kuda. Di sini disebutkan kuda, karena pada zaman itu pada umumnya jihad dilakukan dengan mengendarai kuda. Inti utamanya adalah keutamaan bagi orang yang dapat menjauhkan dan membuat takut musuh-musuh Allah.
Dan banyak pula yang meriwayatkan hadits berikut ini, "Ada dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka: Mata yang berjaga di jalan Allah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah."
Suatu ketika, Rasulullah saw. bertanya, "Maukah kuberitahukan kepadamu malam yang lebih baik daripada Lailatul Qadar? Yaitu malam ketika seseorang berjaga malam ( untuk mempertahankan agama ) di tempat yang bahaya selalu mengintai dan tidak ada harapan baginya dapat kembali ke pangkuan keluarganya dengan selamat."
Rasulullah saw. juga bersabda, "Pada hari Kiamat, semua mata akan menangis, kecuali mata yang menutup pandangannya dari hal-hal yang diharamkan (misalnya melihat wanita yang bukan mahramnya), dan mata yang berjaga di jalan Allah, dan mata yang mengalirkan air mata karena takut kepada Allah walaupun tetesannya sebesar kepala seekor lalat." Juga sabda Nabi saw., "Barangsiapa menginfakkan hartanya di jalan Allah, niscaya akan diganjar pahala tujuh ratus kali lipat." Sebuah hadits menyebutkan bahwa barangsiapa membantu orang yang berjuang di jalan Allah, juga dianggap mujahid. Dan barangsiapa menjaga serta mencukupi keperluan ahli keluarga seorang mujahid, juga dianggap mujahid." Sebuah hadits menyebut bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa membantu mujahid di jalan Allah atau menolong orang yang sedang berutang, Allah akan menaunginya pada hari dimana tiada naungan melainkan perlindungan Arasy Ilahi."
Selanjutnya sebuah hadits menyatakan, "Betapa beruntung, seseorang yang berjuang di jalan Allah seraya mengingat Allah sebanyak-banyaknya, sebab setiap dzikirnya akan berpahala 70.000 amalan baik dan setiap amal baiknya akan dilipatkan sepuluh kali. Dan selain itu, Allah akan mengaruniakan baginya nikmat yang khusus."
Dalam hadits lain disebutkan, "Siapa yang menangis karena takut kepada Allah, niscaya tidak akan masuk neraka, sehingga air susu masuk kembali ke puting ibunya. Dan debu-debu yang masuk ke dalam lubang hidung ketika di jalan Allah, tidak akan dimasuki api neraka." ( Bermakna mustahil masuk neraka ).
Hadits yang lain menyatakan, "Kaki-kaki yang terkena debu-debu di jalan Allah tidak akan tersambar api neraka." Sebuah hadits menyatakan, "Asap api neraka tidak akan menyentuh muka orang yang terkena debu di jalan Allah." Sebuah hadits menyebutkan, "Barangsiapa terluka di jalan Allah, luka tersebut akan dicap dengan cap mati syahid pada hari Kiamat. Dan lukanya akan bercahaya dengan warna Za'faran. Kemudian dari luka itu akan keluar keharuman Kasturi, sehingga semua orang akan mengetahui bahwa luka-lukanya itu terkena di jalan Allah."
Pada suatu ketika, Rasulullah saw. bersafar dengan serombongan sahabat. Di antara mereka ada seorang pemuda yang berjalan terpisah dari rombongan. Rasulullah saw. bertanya kepadanya, "Mengapa engkau berjalan menyendiri?" Jawabnya, "Kulakukan agar terhindar dari debu." Jawab Rasulullah saw., "Jangan berbuat demikian, karena pada hari Kiamat debu-debu akan bertukar menjadi butiran Kasturi yang semerbak wanginya." Rasulullah saw. juga bersabda, "Barangsiapa melepaskan satu anak panah di jalan Allah, mengenai sasaran ataupun tidak, maka ia akan menerima ganjaran seperti membebaskan seorang hamba sahaya."
0 komentar:
Posting Komentar